Hipotensi atau Tekanan Darah Rendah, Berbahayakah?
Hipotensi atau tekanan darah rendah merupakan keadaan dimana tekanan darah sistoliknya dibawah 90 mmHg. Tekanan darah ada dua antara lain: sistolik yaitu tekanan darah pada saat jantung memompa dan diastolik yaitu tekanan darah pada saat jantung berelaksasi (tidak memompa). Tekanan darah optimalnya adalah 120/80 mmHg. 120 adalah tekanan darah sistolik sedangkan per-nya, 80 adalah tekanan darah diastolik.
Hipotensi lawannya tentu saja hipertensi, dan hipertensi telah diketahui umum memiliki berbagai komplikasi yang dapat berakibat fatal seperti stroke, penyakit jantung, gangguan ginjal dsb. Nah, bagaimana dengan hipotensi, apakah juga memiliki implikasi buruk apabila terjadi?
Tidak jarang pasien yang datang berobat ke dokter terdeteksi kalau dia menderita hipotensi secara tidak sengaja dan tidak memperlihatkan gejala negatif yang berhubungan dengan hipotensinya, seperti pusing, rasa mual, mata kabur serta nyeri dada. Ternyata memang ada sekelompok orang yang dalam satu keluarga memiliki tekanan darah rendah. Hal ini merupakan hal yang normal sepanjang tidak ditemukan keluhan. Inilah yang biasanya disebut dengan hipotensi kronik. Biasanya ditemukan pada remaja putri yang menandakan efisiensinya pompa jantung. Mungkin karena kurangnya stress baik emosional/psikis maupun fisik yang berat.
Hipotensi jenis ini tidak perlu mendapatkan terapi apa-apa karena memang masih normal bagi dia (fisiologis). Yang perlu diperhatikan adalah apabila muncul keluhan seperti di atas. Terapinya biasanya dengan melakukan olahraga rutin sederhana seperti jogging agar jantung dapat beradaptasi dengan aktivitas fisik yang kita lakukan.
Kadang juga ditemukan penyakit payah jantung kronik yang kemudian bermanifestasi sebagai hipotensi. Ini yang patut diwaspadai. Penyakit payah jantung kronik (congestive heart failure) ditandai dengan sesak saat beraktivitas (dysapnea d’effort), mudah merasa lelah, jantung berdebar-debar, terbangun karena sesak saat malam hari dan kaki (tungkai) bengkak (edema).
Jenis hipotensi lainnya yang mesti diwaspadai adalah hipotensi yang terkait dengan posisi, dalam istilah medisnya dikenal dengan hipotensi postural atau ortostatik. Hipotensi ini terkait dengan perubahan posisi seseorang misalnya dari sebelumnya baring menjadi berdiri. Pasien biasanya mengeluh tiba-tiba pusing, penglihatan gelap, sempoyongan sampai pingsan. Hal ini disebabkan karena pada saat berdiri aliran darah yang menuju ke jantung (vena) berkurang akibat pengaruh melawan gaya gravitasi. Pada orang normal hal ini dapat dikompensasi dengan baik dengan meningkatkan frekuensi nadi, akan tetapi mekanisme kompensasi ini seringkali terbatas pada orang tua sehingga hal ini lebih sering ditemukan pada kaum lanjut usia. Perlu diperhatikan pula bahwa resiko terjadinya hipotensi akan semakin meningkat apabila seseorang mendapatkan obat antihipertensi atau antidepresan. Untuk itu pasien lansia yang mengkonsumsi obat ini biasanya dianjurkan bergerak perlahan pada saat bangun dan mamatuhi dosis obat yang telah diberikan oleh dokter.
Disamping hipotensi kronik dikenal pula hipotensi akut yang disebabkan oleh karena turunnya tekanan darah secara tiba-tiba yang disebabkan antara lain: perdarahan berat akibat kecelakaan atau trauma, dehidarsi akibat diare atau muntah yang hebat, pengaruh obat tertentu sampai infeksi sistemik hebat (sepsis). Hipotensi ini biasanya berlanjut menjadi syok akibat kurangnya aliran darah menuju ke otak, jantung, ginjal maupun kulit. Penanganannya sesuai dengan penyebabnya masing-masing.
Sumber : http://www.alhamsyah.com/blog/kesehatan/hipotensi-atau-tekanan-darah-rendah-berbahayakah.html
0 comments:
Post a Comment