Tuesday, June 7, 2011

Sering Nyeri di Perut, Waspadai Usus Buntu

TEMPO Interaktif, Sore itu, Abdul Manan, 37 tahun, seorang karyawan swasta di kawasan Jakarta Selatan, merasakan nyeri yang amat hebat di perut kanannya. "Nyeri dan perih, seperti saat kena penyakit maag. Namun kali ini lebih menyiksa." Dua kali sebelumnya dia pernah mengalami nyeri yang sama. "Namun tak separah saat itu," kata Abdul. Sesampainya di rumah, nyeri itu tak tertahankan, sehingga dia meringkuk tak berdaya untuk berdiri atau berbaring dengan posisi normal.

Akhirnya Abdul dibawa ke rumah sakit dan menjalani pemeriksaan. Dari berbagai pemeriksaan, seperti tes darah dan tes mengangkat lutut kanan tinggi-tinggi, ia didiagnosis mengidap infeksi usus buntu dan harus menjalani operasi. Hal yang sama dialami Aris Riyadi, 42 tahun, karyawan swasta di Bekasi. Dia pun mengalami rasa nyeri yang hebat di perut, yang ternyata juga akibat ulah si usus buntu atau umbai cacing.

Usus buntu sering dikaitkan dengan konsumsi beberapa buah yang mengandung biji-bijian, misalnya jambu biji, tomat, dan cabai. Padahal belum ada penelitian yang memberi konfirmasi bahwa biji-bijian inilah yang menjadi penyebab penyakit usus buntu.

Penyakit usus buntu ini disebabkan oleh peradangan yang diikuti dengan pembengkakan di usus buntu. Peradangan ini karena penyumbatan yang ditimbulkan oleh kotoran seperti sisa makanan atau feses yang tersasar, parasit yang berkembang biak, lalu menyumbat lumen atau cairan umbai cacing (appendiks).

Sumber peradangan ini juga muncul akibat jaringan getah bening yang membesar di dinding usus buntu karena infeksi saluran pencernaan atau tempat lain. Usus buntu yang meradang akan membahayakan jika tidak segera dihilangkan. Usus buntu bisa pecah dan infeksi bisa menyebar ke seluruh perut.
Siapa pun bisa terkena penyakit ini, baik anak-anak mulai usia 10 tahun maupun pada orang dewasa. Namun prevalensinya, laki-laki satu setengah kali cenderung sering terkena usus buntu ketimbang perempuan. Terutama pada laki-laki remaja dan dewasa.

Umumnya penderita akan merasakan gejala klasik yang mudah diidentifikasi. Terutama nyeri perut di sebelah kanan, mulai dekat pusar dan bergerak lebih rendah ke kanan. Nyeri ini sering muncul tiba-tiba dan membuat orang terbangun pada malam hari. Rasa sakit ini akan meningkat dalam hitungan jam.

Dengan sejumlah gejala tersebut, dokter biasanya akan menanyakan riwayat penyakit dan memeriksa fisik si penderita. Dokter akan melihat perut pasien dan meraba perut bagian bawah untuk melihat pembengkakan. Dokter akan memberi tekanan pada daerah tertentu di perut tersebut.
Umumnya dokter juga akan memeriksa tanda psoas penderita. Penderita diminta menekuk lutut kanannya untuk mengangkat paha kanan tinggi-tinggi sambil berbaring. Hal ini untuk melihat tingkat keparahan dari infeksi ini.

Tapi pada perempuan usia subur juga dimungkinkan diminta menjalani pemeriksaan panggul. Dokter perlu memperjelas, apakah nyeri yang terjadi karena usus buntu atau penyakit ginekologi yang kadang kala gejalanya tidak terlalu berbeda. Diagnosis juga bisa dilakukan dengan cara memeriksa dubur dan tes darah untuk memeriksa tanda-tanda infeksi. Jika memang belum yakin, biasanya akan dianjurkan menjalani pemeriksaan radiologi dengan USG atau CT scan.

Untuk menyembuhkan penyakit itu jika sudah akut, dokter biasanya akan langsung menyarankan pasien menjalani tindakan operasi. Bayangan pisau bedah sering membuat pasien mundur dan mencari alternatif pengobatan lain tanpa operasi. Pengobatan non-operasi masih dimungkinkan jika kondisi si penderita tak cukup sehat untuk operasi atau diagnosis tak jelas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perawatan non-operasi juga lebih baik. Yakni mengobati infeksi dengan antibiotik dan diet cairan hingga infeksi mereda.

Diet lunak rendah serat dan mudah rusak pada saluran pencernaan. Jika infeksi cukup parah, mau tak mau operasi atau pembedahan untuk memotong umbai cacing ini harus dilakukan. Operasi bisa dilakukan dengan insisi terbuka atau dengan laparoscopy, yakni dengan membuat beberapa sayatan kecil yang dibuat sesuai dengan ruang lingkup bedahnya.

Penderita infeksi usus buntu akan sembuh dalam waktu 4-6 bulan. Meski tak perlu perubahan diet, olahraga, atau gaya hidup, penderita harus membatasi aktivitas fisiknya untuk pemulihan jaringan. Pada masa pemulihan, penderita harus menjauhi dulu makanan yang merangsang, misalnya makanan pedas. Namun, setelah itu, penderita boleh makan apa saja tanpa ada pantangan.

Tidak ada cara yang terbukti ampuh untuk mencegah, tapi dianjurkan mengkonsumsi makanan berserat tinggi, seperti sayur dan buah. Makanan berserat tinggi ini membantu menurunkan risiko tersebut. Sayuran hijau, seperti kubis, kembang kol, kacang polong, kacang-kacangan, dan tomat, membantu melindungi serangan radang usus buntu.

Inilah Gejala Usus Buntu yang Harus Diwaspadai
- Nyeri perut di sebelah kanan, mulai dekat pusar dan bergerak lebih rendah ke kanan.
- Nyeri ini sering muncul tiba-tiba dan membuat orang terbangun pada malam hari.
- Jika sudah akut, rasa sakit ini akan meningkat dalam hitungan jam.
- Rasa nyeri akan sangat terasa saat dilakukan tes mengangkat kaki kanan dan menekuk lutut hingga ke atas.

Gejala Lain Saat Usus Buntu Muncul
- Hilangnya nafsu makan
- Mual
- Muntah
- Sembelit
- Perubahan gerak peristaltik, termasuk tidak mampu buang gas, dan diare
- Demam ringan
- Perut bengkak
- Sering buang air kecil atau justru kesulitan dan merasa nyeri saat buang air kecil

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP