Malu Periksa, Memperparah Kanker Payudara
Risiko terdiagnosa penyakit mematikan untuk perempuan seperti kanker serviks dan kanker payudara, bisa dihindari. Syaratnya perempuan perlu banyak menggali informasi, dan melakukan deteksi dini sebagai upaya pencegahan. Perempuan juga tak perlu malu memeriksakan diri ke dokter jika mendapati adanya kelainan pada organ tubuhnya.
Mengenai kanker payudara, di Indonesia, umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit berisiko tinggi ini setelah menginjak stadium lanjut. Minimnya pengetahuan ditambah rasa takut dan malu menjadi penyebab utamanya. Padahal dengan menyadari adanya kelainan pada area payudara, risiko penyakit ini bisa dihindari dengan penanganan yang tepat.
Spesialis Bedah Onkologi, dr Ramadhan, SpBOnk, mengatakan perempuan harus lebih peduli untuk memeriksakan dirinya.
"Orang Indonesia usia muda mengetahui terkena kanker payudara setelah stadium tiga hingga empat. Jika sudah seperti ini penyakit sudah menyebar ke organ lain di tubuh seperti paru-paru, hati, tulang, dan risikonya lebih besar," tegas dr Ramadhan dalam talkshow bertema Healthy Chit Chat beberapa waktu lalu.
Kenali gejalanya
Dijelaskan oleh dr Ramadhan, terdapat gejala awal kanker payudara yang patut diperhatikan perempuan. Seperti adanya benjolan, kelainan kulit, dan atau kelainan pada puting. Namun, katanya, tak semua benjolan adalah kanker, jadi Anda tidak perlu khawatir duluan. Jalan terbaik adalah memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apa sebenarnya benjolan tersebut.
Lakukan pencegahan dengan deteksi dini
Sebagai pencegahan, lakukan pemeriksaan payudara sendiri atau yang dikenal dengan istilah SADARI. Lakukan pemeriksaan ini setiap kali selesai menstruasi (mulai hari ke-10 dihitung dari awal menstruasi). Pemeriksaan dilakukan setiap bulan, dimulai sejak usia 20 tahun. Lakukan pemeriksaan dengan perabaan dengan sedikit menekan di area payudara sehabis mandi sekitar seminggu setelah haid hari pertama.
"Lakukan secara sistematis, yaitu meraba payudara dari atas ke bawah, dan dari tengah ke bagian luar. Cara ini sederhana namun bisa mendeteksi kelainan pada payudara," lanjut dokter yang berpraktik di RS Kanker Dharmais ini.
Cara deteksi lainnya adalah dengan pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga medis terlatih atau Clinical Breast Examination/CBE. Jika setelah melakukan SADARI Anda menemukan kelainan pada payudara, lanjutkan dengan CBE. Gunanya untuk memastikan adanya kemungkinan keganasan. CBE pada perempuan usia 20-40 tahun dianjurkan dilakukan tiga tahun sekali. Sedangkan untuk perempuan di atas 40 tahun CBE sebaiknya dilakukan setiap tahun.
Selain SADARI dan CBE, deteksi kanker payudara bisa dilakukan dengan mammografi, pemeriksaan ultrasonography (USG), memperbaiki kebiasaan makan dan berhenti merokok, dan melakukan olahraga serta kontrol berat badan.
Lebih dari 50 persen kanker payudara dapat dicegah dengan cara mengurangi konsumsi lemak, dan memperbanyak makan buah dan sayur.
"Jika terdeteksi sejak dini, penanganan akan lebih tepat. Jika terdiagnosa kanker payudara namun belum stadium lanjut, payudara tak perlu diangkat semua tapi hanya dibuang sebagian dengan disinar. Tak usah takut kemoterapi karena memang cara ini mulai ditinggalkan. Penanganannya bisa dengan obat hormonal," jelas dr Ramadhan.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2010/08/30/15564184/Malu.Periksa.Memperparah.Kanker.Payudara
0 comments:
Post a Comment