Malaria pada anak
Malaria merupakan penyakit infeksi oleh parasit yang bernama plasmodium. Parasit ini dapat menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Oleh karena nyamuk ini menyerang siapa saja tanpa pandang usia, maka ia dapat menyerang siapa saja termasuk anak-anak. Sehingga anak-anak bisa terkena malaria yang disebut "Malaria pada anak". Indonesia merupakan daerah endemis malaria terutama daerah pesisir pantai. Oleh karena itu Penting juga mengetahui Siklus hidup malaria agar bisa berupaya memberantas malaria.
Pada daerah hiper atau holoendemik, kontrol malaria tidak efektif sehingga serangan malaria akut sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan ini secara bertahap menginduksi imunitas aktif. Pada anak besar yang sudah mendapat imunitas, maka gejala klinisnya menjadi lebih ringan. Infeksi akut dapat terjadi pada anak besar yang mendapat kemoprofilaksis yang tidak sempurna atau lupa minum obat pada saat masuk ke daerah endemis malaria. Pada daerah hipoendemik malaria, semua usia dapat terserang malaria.
Anak yang terkena serangan malaria pada mulanya menjadi letargik, mengantuk atau gelisah, anoreksia. Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala dan mual. Demam selalu dijumpai pada anak yang terkena malaria tetapi bervariasi. Gejala muntah, nyeri perut dan diare agak jarang dijumpai. Pembesaran hati sering dijumpai pada anak yang terkena malaria. Pada serangan akut, pembesaran hati biasanya terjadi pada awal perjalanan penyakit (pada akhir minggu pertama) dan lebih sering terjadi daripada pembesaran limpa.
Hati biasanya lunak dan terus membesar sesuai dengan progresifitas penyakit, namun fungsinya jarang terganggu dibandingkan dengan orang dewasa. Ikterus dapat dijumpai pada beberapa anak, terutama berhubungan dengan hemolisis. Kadar transaminase darah sedikit meningkat untuk waktu singkat.
Limpa yang membesar umumnya dapat diraba pada minggu kedua; pembesaran limpa progresif sesuai dengan perjalanan penyakit. Pada anak yang telah mengalami serangan berulang, limpa dapat sangat besar dengan konsistensi keras. Anemia merupakan akibat penting malaria tropika pada anak. Pada infeksi akut, beratnya anemia berhubungan langsung dengan derajat parasitemia.
Malaria ovale mempunyai gejala klinis lebih ringan daripada malaria tertiana. Pada hari terakhir masa inkubasi, anak menjadi gelisah, anoreksia sedangkan anak besar mengeluh nyeri kepala dan nausea. Demam periodik tiap 48 jam tetapi stadium dingin dan menggigil jarang dijumpai pada bayi dan balita. Selama periode demam, anak selalu merasa dingin dan menggigil dalam waktu singkat. Demam sering terjadi pada sore hari.
Pada anak jarang terjadi parasitemia berat, terdapat pada kurang dari 2%. Malaria tertiana dan ovale jarang disertai anemia berat. Hati pada umumnya membesar dan teraba pada akhir minggu pertama. Bilirubin total dapat meningkat tetapi jarang disertai ikterus, sedangkan kadar transaminase sedikit meningkat untuk waktu singkat. Limpa bertambah besar selama serangan dan dapat teraba pada minggu kedua. Kejang dapat terjadi pada saat demam tinggi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kematian pada anak sangat jarang terjadi, tetapi dapat terjadi bila disertai berbagai penyakit lain yang berat, gizi buruk, dan anemia berat. Pada malaria tertiana dan ovale bentuk dormant dari parasit dapat tetap berada dalam hati dan dapat menyebabkan relaps. Relaps dapat terjadi pada kasus yang mendapat pengobatan hanya dengan obat skizontosida saja.
Gambaran klinis malaria kuartana menyerupai malaria tertiana, hanya periode demam terjadi tiap 72 jam. Sindrom nefrotik dapat terjadi pada umur 2 sampai 12 tahun dengan puncak pada usia 5-7 tahun. Dijumpai edema berat, proteinuria berat yang menetap, hipoproteinemia berat dan asites. Serum albumin kurang dari 2g/dL bahkan pada 95% kurang dari l g/dL. Tekanan darah biasanya normal dan tidak jelas adanya azotemia dan hematuria.
Sekian dulu artikel tentang Malaria pada anak semoga bermanfaat.
Sumber : http://kabehinfo.blogspot.com/
0 comments:
Post a Comment